Senin, 30 Desember 2013

CONTOH PERMASALAHAN YANG TERJADI DALAM SUATU ORGANISASI.



Pada organisasi yang memiliki identitas yang melakukan kegiatan-kegiatan social biasanya permasalahan yang muncul terdapat dari intern maupun eksteren. Berikut adalah permasalahan yang berasal dari interen:
-          Kurangnya rasa menghargai tanggung jawab orang lain ketika orang orang yang melaksanakan tanggung jawab tersebut melakukannya dengan baik.
-          Kurangnya kepercayaan diri dapat membuat seseorang jadi minder, hal itu dapat menimbulkan salah pengertian.
-          Setiap orang memiliki ego masing-masing yang berbeda, sehingga setiap anggota organisasi harus mengendalikan ego masing-masing.
Sedangkan permasalan yang bersal dari ekstern sebagai berikut:
Lingkungan sangat mempengaruhi jalannya sebuah organisasi, dari lingkungan tersebut juga sebuah organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dari lingkungan juga kita dapat menjalankan sebuah organisasi. Efek dari lingkungan dapat mempengaruhi kinerja dari para anggota organisasi itu sendiri maupun pendukungnya.
Contoh permasalahan yang berasal dari lingkungan:
Contoh ini berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan dari beberapa sumber yang ada, lingkungan selalu dilihat yang pertama kali ketika ingin melakukan suatu kegiatan organisasi. Dari lingkungan juga, sebuah organisasi dapat terpecah belah.

Kamis, 26 Desember 2013

Faktor, Ciri-ciri dan Metode Pengembangan Organisasi

Faktor-faktor penyebab Perubahan organisasi dibedakan menjadi dua,antara lain:
-          Faktor Intern
a.       Perubahan kebijakan lingkungan
b.      Perubahan tujuan
c.       Perluasan wilayah operasi tujuan
d.      Volume kegiatan bertambah banyak
e.       Sikap & perilaku dari para anggota organisasi.
-          Faktor Ekstern
a.       Politik
b.      Hukum
c.       Kebudayaan
d.      Teknologi
e.       Sumber daya alam
f.       Demografi
g.      Sosiologi
Ciri-ciri pengembangan organisasi:
1.      Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2.      Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3.      Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4.       Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5.      Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6.      Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
Metode Pengembangan Organisasi:
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan berikut ini.
1.      Sensitivity training, merupakan teknik OD yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
2.      Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
3.      Survey feedback. Dalam teknik sruvey feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
4.      Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
5.      Intergroup activities. Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
6.      Proses Consultation. Dalam Process consultation, konsultan OD mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
7.      Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.

8.      Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.

suber :
- http://dukhonajjib.blogspot.com/2013/05/proses-perubahan-organisasi.html
- http://diegomu.blogspot.com/2009/12/tahapan-proses-perubahan-organisasi.html

Rabu, 25 Desember 2013

Pengertian, Jenis, Sumber, dan Strategi Penyelesaian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1.      Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.      Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3.      Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4.      Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5.      Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6.      Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7.      Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8.      Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9.      Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10.  Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)

Menurut Dahrendorf konflik dibedakan menjadi 6 macam :
*      Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
*      Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
*      Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
*      Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
*      Konflik antar atau tidak antar agama
*      Konflik antar politik.
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompokatau antar organisasi.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :
1.      Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2.      Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula.
3.      Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
4.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5.      Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.

Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :
1.      Introspeksi diri,
2.      Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
3.      Identifikasi sumber konflik,
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a.       Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b.      Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c.       Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini yaitu :
1.       Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
2.      Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
Sumber:

Sabtu, 16 November 2013

ORGANISASI PEDULI ANAK JALANAN


             Saya mengambil contoh organisasi ini, karena kepedulian terhadap sesama pada zaman sekarang harus ditumbuhkan sejak dini, serta mencerdaskan kehidupan bangsa untuk masa mendatang.
Organisasi ini bersifat sosial. Dari anak jalanan yang diajar, tidak dipungut biaya untuk keperluan belajar, akan tetapi tetap diupayakan untuk diajarkan berinfak maupun bersodaqoh kepada sesama.
5 Tujuan dari organisasi ini:
1.      Mengajarkan akhlak kepada para pengamen cilik secara perlahan-lahan
2.      Mengajarkan beberapa materi yang mereka tidak atau belum paham mengenai pelajaran disekolah.
3.      Mengajarkan pentingnya bersosialisasi dan peduli tetrhadap sesama.
4.      Mengurangi beban penderitaan orang tua anak jalanan yang tidak mampu.
5.      Membantu mewujudkan cita-cita yang diinginkan oleh anak jalanan walaupun hanya sekedar membantu proses belajarnya saja.

Organisasi ini dibuat oleh beberapa kelompok mahasiswa, sehingga biaya yang dibutuhkan didapat dari donatur-donatur yang mau memberikan sisihan harta mereka untuk sosial. Bukan hanya dari donatur saja, keuangan mereka juga dibantu dari beberapa dinas sosial yang ingin bergabung untuk membantu organisasi ini.

Untuk struktur organisasi ini pun, tidak terlalu dibatasi, karena setiap orang yang terkait didalamnya juga mempunyai ikatan tanggung jawab atas kegiatan mereka. Hanya saja mereka saling mengingatkan dan mengkoordinir satu sama lainnya dalam hal kebaikan.

Proses terjadinya organisasi ini, karena adanya kepedulian terhadap sesama, sehingga memunculkan niat untuk membantu orang yang lebih kekurangan dari diri sendiri. Namun pada awal terbentuknya organisasi ini banyak yang mencemoohnya, akan tetapi karena ketegaran para mahasiswa yang mendirikannya, akhirnya organisasi ini dapat diterima dikalangan masyarakat. Dan organisasi ini juga meluas hingga beberapa kota.

Rabu, 06 November 2013

KOPERASI

Koperasi
Adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman mudah dan bunga ringan.Koperasi ini juga berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya, koperasi ini menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya.

Tujuan dari koperasi simpan pinjam: Untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.
Struktur Organisasi Koperasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1. Segi intern Organisasi Koperasi
2. Segi ekstern Organisasi Koperasi
Intern Organisasi Koperasi ialah organisasi yang ada di dalam setiap tubuh Koperasi, baik
di dalam Koperasi Primer, Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan maupun
Koperasi Induk.

Ekstern Organisasi Koperasi ialah organisasi yang berhubungan dengan tingkat-tingkat Koperasi itu, yaitu hubungan antara Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk. Dalam ekstern organisasi ini juga termasuk hubungan tingkat-tingkat Koperasi itu dengan Dewan Koperasi Indonesia, yaitu dewan yang mempersatukan berbagai jenis Koperasi dari berbagai tingkat itu kedalam satu organisasi tunggal yang meliputi seluruh
Indonesia. Mengingat pentingnya kedudukan, peranan dan fungsinya, maka tentang Dewan Koperasi ini akan diuraikan sebagai berikut.

1.      Struktur Intern Organisasi Koperasi.
Intern organisasi Koperasi terdiri dari 3 unsur, yaitu :
(1) Unsur alat-alat perlengkapan organisasi :
a. Rapat Anggota
b. Pengurus
c. Badan Pemeriksa.
(2) Unsur dewan penasehat.
(3) Unsur pelaksana-pelaksanaan, yaitu manajer dan karyawan-karyawan Koperasi   lainnya.

2.      Struktur Ekstern Organisasi Koperasi
Di dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
dikenal adanya Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk seperti yang dikemukakan dalam struktur intern organisasi Koperasi diatas. Dilihat dari segi pemusatan, maka Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk juga disebut Koperasi Sekunder (artinya yang kedua) sebagi Koperasi yang tingkatnya lebih atas dari Koperasi Primer (yang artinya pertama), dan dilihat dari segi fungsinya maka Koperasi-Koperasi Sekunder tersebut juga disebut “organisasi pembantu” (auxiliary organizations) yang fungsinya membantu Koperasi Primer mencapai tujuannya. Oleh sebab itu maka Koperasi Sekunder pada dasarnya menjalankan usaha-usaha yang tidak dapat dilakukan oleh Koperasi Primer secara sendiri-sendiri, seperti juga Koperasi Primer menjalankan usaha-usaha yang tidak dapat dilakukan dengan baik oleh anggota-anggota perorangan secara sendiri-sendiri.
Maka dipandang dari segi fungsinya itu, perlu tidaknya salah satu tingkat organisasi tergantung pada keperluan dan effisiensi, yang artinya, kalau tidak diperlukan atau tidak efisien karena dibandingkan dengan manfaatnya tidak memadai, tingkat organisasi tersebut dapat ditiadakan. Dengan demikian jumlah tingkat organisasi dapat kurang dari 4. Tentang tingkat-tingkat organisasi tersebut dapat lebih dijelaskan sebagi berikut :
1.      Koperasi primer
2.      Koperasi pusat
3.      Koperasi gabungan
4.      Koperasi induk




Sumber:
http://www.koperasiukm.com/tag/contoh-struktur-organisasi-koperasi-simpan-pinjam 
- http://www.ksp-tepiantaduh.com/3-struktur.html
- http://coretan-gue-anak-tkj.blogspot.com/2012/10/pengertian-koperasi-simpan-pinjam.html