Minggu, 02 November 2014

Tugas OpenGL Menu Garis

Tugas Mata Kuliah Grafik Komputer dan Pengolahan Citra

Berikut saya lampirkan tugas membuat menu garis pada OpenGL for C++,  dengan bantuan compile aplikasi dari codeblocks.

Berikut adalah Linknya:
http://www.4shared.com/file/-OC_7j-rce/Grafik_Komputer_dan_Pengolahan.html

Terima Kasih ^^

Sabtu, 01 November 2014

Bahasa Sebagai Kontrol Sosial dan Penyelaras Kehidupan

Tugas Bahasa Indonesia

Nama   : Fesa Asy Syifa Nurul Haq
NPM   : 12112917
Kelas   : 3KA26
Tahun Ajaran : 2014 – 2015

1.      Bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Bahasa yang biasa dipergunakan sehari-hari oleh kita bisa sangat efektif kita pergunakan sebagai kontrol sosial, dan mudah diterapkan terutama untuk diri kita sendiri maupun pada masyarakat. Banyak sekali berbagai macam cara untuk mengaplikasikannya, untuk petunjuk, informasi serta pendidikan. Contoh yang sederhana adalah semua jenis buku, mulai dari buku pelajaran sekolah, buku panduan tertentu, merupakan sedikit dari contoh penggunaan bahasa sebagai alat control social.

Contoh lain yang dapat kita ambil adalah ceramah. Mengapa ceramah? Karena ketika kita mendengarkan sebuah ceramah, kita melakukan yang namanya berfikir, dimana ketika kita berfikir disana akan timbul pembikiran bagaimana kita mengendalikan diri kepada orang lain, bagaimana kita akan mengontrol emosi pada diri sendiri ke masyarakat, bagaimana kita mengatur kehidupan kita, itulah yang bisa disebut control social.

Contoh lainnya adalah ketika kita melihat ataupun mendengarkan sebuah talkshow secara langsung maupun melihatnya di televise, itu juga merupakan salah satu contoh dari bahasa sebagai control social, hal itu dikarenakan kita bisa menyimak atau mendengarkan sedikit pandangan orang lain mengenai suatu hal.


2.      Apa maksud dari ragam dan laras bahasa
Ragam bahasa merupakan suatu variasi berbagai bahasa yang dipakai oleh setiap orang. Di Indonesia sendiri banyak sekali berbagai bahasa yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi, bisa disebutkan contohnya bahasa jawa, bahasa sunda, dan bahasa padang. Mungkin sebelum era globalisasi, karena begitu padatnya pulau jawa, banyak sekali penduduk yang bertransmigrasi ke berbagai pulau terpencil di Indonesia, maka dari itu jika kita ke pulau Sumatra, Sulawesi maupun ke Kalimantan, disana kita dapat bertemu dengan orang-orang yang kesehariannya memakai bahasa jawa maupun sunda.

Tak dipungkiri lagi, banyak juga bahasa-bahasa daerah lain yang masuk dan dipergunakan di pulau jawa, misalkan saja bahasa padang, bahasa ambon, dan lainnya. Kadang kala, ada beberapa sekelompok orang menggunakan bahasa tertentu pada keadaan tertentu dan daerah tertentu sehingga membuat keadaan semakin bersahabat layaknya keluarga.
Sehingga terjadinya sebuah kelarasan bahasa, bisa dikarenakan jika bahasa tersebut bisa digabungkan dengan bahasa tubuh serta dapat memebrikan makna antar bahasa tersebut dengan penggunanya. Dari keselarasan tersebut dapat kita nilai pada saat kita menggunakannya atau derajat ke formalannya.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Laras_bahasa

Jumat, 13 Juni 2014

Tulisan TOU 2 Minggu 4 (My Mom / A Long Visit / 친정엄마)

My Mom or A Long Visit (친정엄마)


Sutradara         : Yoo Sung-Yup (유성엽)
Penulis             :
1.       Jang Hye-Sun, 
2.       Ko Hye-Jeong, 
3.       Yoo Sung-Yup,

4.       Yoo Young-A
Pemain            :
1.       Jo Young-Jin sebagai suami Ji-suk
2.       Lee Moo-Saeng sebagai Joon-Soo
3.       Jung Young-Ki sebagai Jin-Ho
4.       Yeo Hee-Goo sebagai Hye-Young
5.       Kim Min-Ha sebagai Ji-suk (age 14)
6.       Choi Sun-Young sebagai Ji-suk (age 8)
7.       Baek Jin-Ki sebagai Jin-Ho (age 6)
8.       Kim Ja-Young sebagai bean sprouts shop owner
9.       Lee Bit-Na sebagai Mi-Jeong (age 14)

Rilis                 :  22 April 2010
Durasi              : 107 min.
Bahasa             : Korea Selatan / Korean

Film ini mencerikatan kasih sayang seorang ibu terhadap anak perempuannya, karena adanya konflik keluarga antara kedua orang tuanya, sang anak lebih memilih sang ibu dari pada ayahnya. Berikut kisahnya.
Pada suatu hari, Ji-suk pergi mengunjungi ibunya dengan kereta. Ketika diperjalanan ada suara seorang anak kecil yang sedang bercerita dengan ibunya, Ji-suk pun teringat masa-masa kecilnya.
Ji-suk kecil dikenal sebagai anak yang cerewet, karena tinggal didesa orang-orang disekitarnya memberi saran ketika besar nanti dia menjadi pemandu wisata. Kembali kemasa lalu, Ji-suk kecil berada di dalam bus menuju rumah sedang menceritakan pengalamannya menemukan anjing kecil dan memberinya nama neurong kepada para penumpang bus yang dikendarai oleh ayahnya. Tak lama kemudian, Ji-suk sampai ke rumah dan disambut oleh ibunya. Kakak perempuan Ji-suk meninggal 2 tahun sebelum dia lahir, mungkin karena itu ibu Ji-suk selalu menjaga dan menyayangi Ji-suk.
Ji-suk sudah masuk pada sekolah SMP, sebelum berangkat Ji-suk diajak oleh ibunya ke pasar. Ketika di pasar ibu membeli sayuran dan perlengkapan selalu dengan menawar, dan selalu menyisakan uang belanjanya untuk ditabung.  
Ayahnya yang bekerja sebagai supir bus, diolok-olok oleh temannya karena kakinya pendek sebelah (cacat) akibat kecelakaan dan menjadikannya alasan bus selalu datang tidak tepat waktu. Sore pun tiba, Ji-suk sedang membuat buku catatan dengan ditempelkan beberapa daun kering yang menjadi hiasannya bersama adiknya, sang ibu terlihat sedang memasukan uang belanja kedalam tabungannya. Tak lama kemudian ayah Ji-suk pulang, dan sesegera pula sang ibu memberikan air hangat untuk cuci tangan dan kaki ketika pulang, namun karena diolok-olok temannya, ayah Ji-suk melampiaskan kemarahannya kepada ibu Ji-suk dengan alasan air yang diberikan tidak panas dan marah-marah tanpa alasan. Ji-suk dan adiknya berlari masuk kamar menangis sedih atas perlakuan ayah kepada ibunya.
Kemudian ibu datang dengan membawa makan malam, akan tetapi Ji-suk dan adiknya tidak mau makan, karena kesal dengan kejadian yang menimpa sang ibu, Ji-suk berlari bertemu sahabatnya, Mi-jeong. Ji-suk menceritakan bahwa dia membenci rumahnya, ayah dan ibunya, ingin meninggalkan rumah untuk sekolah di Seoul (letaknya cukup jauh dari kampung halamnnya), dan tidak ingin menikah. Mi-jeong yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya dapat memeluknya, mengatakan jangan menangis dan tidak usah menikah.
Selanjutnya ketika disekolah sedang diadakan pertemuan orang tua murid, ibu Ji-suk datang terlambat dan memakai baju yang jelek menurut Ji-suk, karena takut malu, Ji-suk malah menyuruh ibunya pulang. Padahal ibu Ji-suk datang ke sekolah karena takut kalau Ji-suk dianggap tak punya ibu dengan membawa oleh-oleh buah labu dan telur yang akan diberikan kepada guru Ji-suk, dan ingin menepis kata-kata seperti itu. Dengan sedih hati, ibu Ji-suk pulang, karena tak punya uang ibu Ji-suk berjalan kaki sampai rumah.
Ji-suk sudah mamaki seragam SMA dan pulang sekolah terlambat, didepan rumah Ji-suk hanya termenung melihat bayangan cahaya ibu dipukuli oleh ayahnya dari dalam rumah. Karena kesal, Ji-suk mengambil peralatan makan yang sudah dicuci dan melemparkannya sehingga menciptakan suara gaduh. Ayahnya pun membuka pintu, sang ibu segera berlari untuk mengambil peralatan makan akan tetapi dicegah oleh Ji-suk. Ji-suk pun membentak ayahnya, mengatakan langsung bunuh saja, jangan membuatnya mati perlahan. Setelah membentak Ji-suk langsung kabur dari tempatnya menuju bale-bale di dekat sawah.
Karena tau kebiasaannya Ji-suk, sang ibu menghampirinya kesana. Di tempat itu, Ji-suk memberi saran kedapa ibunya untuk menceraikan ayahnya dan mengajaknya pergi ke Seoul. Ibunya menceritakan bahwa dia mempertahankan ayah Ji-suk karena Ji-suk. Jika Ji-suk ditinggalkan, pasti akan merasa capek, harus memasak, bersih-bersih dan merawat adiknya, sehingga dia tidak bisa pergi ke sekolah. Karena tau anaknya sedih, ibu Ji-suk merayunya, mengatakan bahwa tangannya lembut, mengatakan bahwa orang yang akan menikah dengannya adalah orang yang beruntung. Akan tetapi Ji-suk malah membalasnya dengan mengatakan dia tidak akan menikah. Ibunya juga malah meledeknya dengan mengulang kata-katanya, kemudian mengeluarkan makanan kesukaan Ji-suk dari dalam sakunya, dan makan berdua disana. Sejak saat itu, Ji-suk mulai mengerti ibunya dan menyayanginya.
Kelulusan pun tiba, sebelumnya Ji-suk mengatakan jika dia ingin melanjutkan kuliah tidak didekat rumahnya, melainkan di Seoul. Tetapi secara tiba-tiba Ji-suk mengatakan jika dia tidak melanjutkan kuliah dengan uang ibunya, melainkan dari beasiswa yang diterimanya.
Selanjutnya ibu serta Ji-suk ke kota untuk membeli perlengkapan sebelum Ji-suk ke Seoul, kepada pelayan toko, ibu Ji-suk membanggakan anaknya jika dia menerima beasiswa di Institut ternama.
Keberangkatan Ji-suk ke Seoul tiba, ibu mengantarkannya ke stasiun dengan jalan kaki dan membawa 2 tas besar, sementara ayahnya menggunakan sepeda dan membawa 1 tas kecil. Ji-suk pergi meninggalkan ibunya dalam keadaan sedih. Di dalam kereta, dia membuka tas kecil disampinya, ternyata uang yang selama ini dikumpulkan oleh ibunya diberikan untuk kuliah di Seoul. Selama kuliah, dia juuga melakuka kerja paruh waktu pada sebuah restaurant. Disana ada sekumpulan anak muda yang sedang reuni, salah satu dari mereka menyukai Ji-suk. Mereka akhirnya berpacaran.
Ketika mereka ingin menikah, ibu dari pacar Ji-suk tidak menyetujuinya, beralasan karena mereka berasal dari kalngan rendah dan miskin. Karena tidak terima, ibu Ji-suk marah-marah dan meninggalkan pertemuannya. Malamnya, karena tidak ingin Ji-suk sedih, ibu Ji-suk pergi ke rumah calon besannya dan memohon sambil bersipuh. Akhirnya mereka pun menikah. Setelah menikah, Ji-suk melahirkan anak perempuan dan memberikannya nama Hye-Young. Beberapa tahun kemudian, ayah Ji-suk meninggal, ibunya pun merasa sedih akan mengingat hal-hal yang dulu membuat dririnya susah akan ayahnya. Pemakaman pun selesai, adik Ji-suk akan kembali pada wajib militernya. Sementara ibu Ji-suk tidak mau ikut dengan Ji-suk di Seoul.
Setelah itu, kenangan masa lalu pun berakhir. Ji-suk sudah sampai di stasiun kampong halamannya. Selama perjalanan dari stasiun hingga ke rumah, Ji-suk hanya memandangi tempat-tempat biasa dikunjungi. Sesampainya di rumah, dia disambut oleh ibunya. Selama beberapa hari Ji-suk menginap di kampung halamannya dan menghabiskan waktu bersama ibunya. Dia pun juga sempat bertemu sahabat kecilnya, Mi-Jeong, dia meminta sahabatnya untuk menjaga ibunya selama beberapa hari kedepan karena kesibukannya. Selama di desa, dia pergi menyenangkan hati ibunya dengan makan bersama, berbelanja, dan foto berdua di studio kecil. Karena penasaran, sang ibu menanyakan kenapa dia menginap sendirian, dia hanya mengatakan hanya ingin berdua saja dengan ibunya. Akan tetapi setiap suaminya menelpon, selalu dimatikan ponselnya. Malam hari sang ibu menelpon menantunya melalui ponsel Ji-suk, beliau menanyakan apakah mereka bertengkar, karena tingkah Ji-suk mulai aneh. Akhirnya karena tak kuasa menahan air mata, suami Ji-suk menangis, sang ibu semakin penasaran, dan diceritaknnyalah bahwa Ji-suk memiliki kanker pancreas stadium akhir.
Ke esokkan harinya, Ji-suk kembali ke Seoul, akan tetapi sang ibu hanya menunduk sedih. Sebelum naik ke kereta, sang ibu menariknya kembali dan mengatakan “Anakku. Anakku. Jangan khawatir. Kau tak akan pergi dulua. Ibu tau segalanya tentangmu. Kau tak akan pergi duluan, jadi jangan takut. Ibu akan melindungimu. Ibu akan melakukan apapun meski harus ke ujung dunia. Jangan khawatir. Ibu tak akan menangis jika tidak terjadi apa-apa, jadi jangan menangis.”. Sebelum sampai ke tempat duduknya, Ji-suk berhenti didekat pintu untuk menagis, setelah itu dia menyembunyikan air mata dari ibunya yang berada diluar jendela kereta. Kereta pun mulai bergerak, sang ibu berlari-lari untuk menyeimbangi jendela yang ditempati oleh Ji-suk. Karena kereta terlalu cepat, sang ibu hanya berteriak-teriak memanggil “Anakku”.

Ji-suk pun akhirnya meninggal. Keluarga dan sahabat datang diacara kremasi dan pemakamannya. Keesokkan harinya, setelah hari pemakaman, ibu Ji-suk pulang ke kampong halamannya dengan bus. Di terminal, sang ibu diantar oleh menantu dan cucunya. Karena cucunya masih balita, dia tidak diberitahu jika ibunya telah tiada. Bus pun mulai berangkat, ibu Ji-suk masih dalam kesedihannya hingga sampai di rumah. Sang ibu berada di dapur dan mencuci beras, melakukan semua pekerjaan hingga termenung di depan teras, di dalam hati sang ibu berkata “Anakku, ibu masih teus hidup. Meski ibu telah mengantarmu pergi. Hari-hari telah berlalu, semakin dekat denganmu. Seharusnya ibu cepat menyusulmu dan berbicara denganmu agar kau tak kesepian. Ibu sungguh bodoh, ibu tak bisa tidur karena khawatir ibu tak bisa bertemu denganmu meskipun ibu sudah mati. Anakku, jika kau mendengar kematianku, jangan biarkan aku tersesat. Kau harus mencariku. Anakku, apakah kamu tahu? Hal terbaik yang pernah kulakukan dalam hidupku adalah melahirkanmu. Hal yang kusesali dalam hidupku adalah juga melahirkanmu. Maafkan ibu berkata seperti ini, tapi jadilah anakku lagi dikehidupan mendatang. Ibu menyayangimu, putriku.”.

Tugas TOU 2 Minggu 4 (Listrik Pintar/ Listrik Prabayar)

LISTRIK PRABAYAR (LPB)
Tugas TOU 2 Minggu 4
Listrik Prabayar (LPB) adalah layanan terbaru dari PLN dengan berbagai kelebihan dalam mengatur penggunaan energi listrik melalui meter elektronik prabayar. Inovasi termutakhir yang berorientasi pada kenyamanan pelanggan ini merupakan wujud penghargaan kepada Anda pelanggan PLN. Lewat Prabayar, Anda lebih leluasa dalam mengendalikan pemakaian listrik, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.  Dengan Stroom Steer Listrik Prabayar, menggunakan listrik menjadi Lebih Nyaman dan Lebih Terkendali.
Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik paskabar, yaitu Pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekaning listrik setelah waktu tertentu.
Mekanismetersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik pintar (prabayar). Pada sistem listrik pintar, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem ‘token’ (pulsa) atau stroom.
MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian, Pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan menggunakan Listrik Pintar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadual pembayaran listrik bulanan.
Keuntungan dari  Listrik Prabayar (LPB) :
·         Pemakaian listrik lebih terkendali
·         Tanpa ada sanksi pemutusan
·         Tanpa dikenakan denda keterlambatan
·         Tanpa Uang Jaminan Pelanggan
·         Tanpa ada pencatatan meter
·         Privasi tidak terganggu
·         Tidak dikenakan biaya beban bulanan
·         Kemudahan pembelian Token / STROOM
·         Pembelian disesuaikan kemampuan.
·         Tidak ada batas masa aktif (aktif selama kWH masih tersisa).
Keuntungan lainnya, pelanggan akan terbebas dari masalah kesalahan catat penggunaan listrik yang sering kali terjadi. Pelanggan juga  terbebas dari sanksi pemutusan telat bayar listrik. Bagi PLN sendiri, layanan ini sekaligus menjawab keluhan pelanggan selama ini tentang pembacaan meter yang salah oleh petugas PLN.
 Selain itu, pelanggan juga tidak perlu khawatir mati listrik mendadak, ada tanda-tanda bila Stroom akan habis. Berupa bunyi alarm (“bip bip”) setiap menit pada saat tersisa 5 kWh atau diatasnya pada kWh meter.
Bunyi alarm ini disatu sisi berguna kepada pemilik rumah sebagai "warning" disatu sisi lagi juga dianggap mengganggu. Misalnya bila muncul suara alarm cukup nyaring, bukan hanya mengganggu kita tetapi juga mengganggu tetangga. Sayangnya alarm tidak akan berhenti kalau belum melakukan pengisian token atau pulsa. Keuntungan lain, dengan menggunakan listrik prabayar pelanggan tidak dikenakan biaya abonemen lagi. Soal tarif, menurut PLN, sebenarnya tidak ada perbedaan tarif antara listrik pasca bayar dan prabayar. Bedanya jika menggunakan listrik prabayar itu tidak ada rekening mi-nimum sehingga kalau pemakaian rendah tidak kena rekening minimum.
Misalnya untuk daya 2.200 voltampere (VA), rekening minimumnya Rp 68 ribu. Jadi jika pelanggan pascabayar pemakaian listriknya di bawah Rp 68 ribu maka tetap kena tagihan rekening minimun Rp 68 ribu.
Sedangkan dengan listrik prabayar, bila pemakaian memang kecil maka tagihan rekeningnya bisa kurang dari Rp 68 ribu. Bahkan bila  rumah ternyata kosong dan tidak pakai listrik sama sekali tidak usah bayar. Intinya, prabayar tidak menggunakan rekening minimum.
Benarkah  lebih mahal?
Namun memang banyak konsumen yang merasa menggunakan listrik prabayar jauh lebih mahal. Mengapa? Salah seorang konsumen listrik prabayar mengaku dikenakan biaya Rp20.000 untuk pemasangan alat listrik prabayar. Kemudian diganti dengan pulsa/token 33 kWh.
“Kemudian kami membeli pulsa senilai Rp100 ribu melalui ATM. Nilai uang tersebut setara dengan 158 kWh setelah dipotong PPN dan administrasi bank senilai Rp5.000. Jadi biaya yang kami keluarkan Rp120.00 untuk 191 kWh( 33 kWh + 158 kWh), “ ujarnya.
Padahal menurutnya, jika dibandingkan dengan simulasi untuk tarif listrik pascabayar di website PLN untuk pemakaian 191 kWh dengan golongan tarif rumah tangga dan batas daya 900 VA hanya membutuhkan biaya Rp 105.145, itu pun sudah termasuk biaya beban.
Pengguna lain yang menambah daya listrik dengan listrik prabayar jaga harus mengeluarkan biaya ekstra. Misalnya mengganti sekering menjadi MCB membutuhkan dana Rp 200 ribu. Kemudian Rp 100 ribu digunakan ongkos pasang MCB plus mendapat pulsa awal Rp 20 ribu.  Agar tetap hemat PLN sendiri mengatakan tarif yang sama dikenakan untuk pengguna listrik prabayar maupun pascabayar. Namun bila ada pelanggan prabayar yang tetap merasa membayar lebih mahal, bisa jadi dikarenakan pemakaian yang berlebihan dan jauh dari hemat.
Secara umum, penghematan dalam listrik prabayar tidak jauh berbeda dengan penggunaan di pasca bayar. Pelanggan dapat melakukan langkah-langkah dalam menggunakan alat listrik.
·         Cek pemakaian KWH per hari, agar bisa memperkirakan kapan KWH habis agar listrik di rumah tidak padam gara-gara telat beli token/pulsa.
·         Selain itu dengan mengecek KWH, juga akan diketahui dan diperkirakan berapa kebutuhan listrik per-bulan dan langkah penghematannya.
·         Hindari penggunaan energi listrik pada waktu beban puncak (17.00 – 22.00),
·         Menyalakan alat listrik seperlunya dan bergantian serta
·         Permudah sinar matahari pagi dan sore memasuki ruangan.
·         Tetap gunakan lampu hemat energi dalam keseharian meskipun awalnya membeli lebih mahal.
·         Memilih elektronik di rumah tangga yang lebih hemat energi harus tetap dilakukan.  
·         Nyalakan televisi, radio dan tape recorder bila benar-benar ingin ditonton dan didengarkan dan segera matikan bila tidak digunakan. Begitu pula peralatan rumah tangga lain, terutama yang membutuhkan banyak energi sebut saja AC, magic com dan mesin cuci. 


Sumber:
1.      http://www.pln.co.id/ntb/?p=108
2.      http://www.pln.co.id/?p=501

3.      http://listrikindonesia.com/hemat_dengan_listrik_pra_bayar_395.htm

Senin, 26 Mei 2014

Tulisan TOU 2 Minggu 3 (Miracle In Cell No.7)

Miracle  In Cell No.7 ( 7번방의 선물)
Sutradara         : Lee Hwan-kyung
Produser          :
1.      Kim Min-ki
2.      Lee Sang-hun
Penulis             :
1.      Lee Hwan-kyung
2.      Yu Young-a
3.      Kim Hwang-sung
4.      Kim Yeoung-seok
Pemain                        :
1.      Ryu Seung-ryong (류승룡) sebagai Yong-goo (용구)
2.      Kal So-won (갈소원) sebagai Child Ye-seung (어린 예승)
3.      Park Shin-hye(박신혜) sebagai Older Ye-seung ( 예승)
4.      Oh Dal-soo (오달수) sebagai  So Yang-ho (소양호)
5.      Kim Jeong-tae (김정태) sebagai Kang Man-beom (강만범)
6.      Park Won-sang (박원상) sebagai Choi Chun-ho ( )
7.      Jeong Man-sik (정만식) Sebagai Sin Bong-sik (신봉식)
8.      Kim Gi-cheon (김기천) sebagai Elder Seo (서노인)
Rilis                 : 23 Januari 2013
Durasi             : 127 menit
Bahasa             : Korea Selatan / Korean
Film ini menceritakan betapa lemahnya hukum disebuah Negara, dimana orang miskin dilemahkan serta mudah dituduh untuk menutupi kebenaran. Bermula pada Yong-goo seorang yang memiliki keterbelakangan mental dan sangat menyayangi anak perempuan satu-satunya, Ye-seung,  dituduh atas penculikan, kekerasan seksual, hingga pembunuhan pada seorang anak kecil perempuan, anak dari komisaris kepolisian. Semua itu terjadi karena sebuah tas /가방 sailor moon. Ye-seung kecil sangat menginginkan tas tersebut, akan tetapi tas yang dilihat setiap harinya dibeli oleh anak komisaris itu.
Atas tuduhan tersebut Yong-goo pun masuk dalam penjara dan dimasukkan dalam sel no.7. dalam sel tersebut terdapat Bong-sik (pencopet), Chun-ho dan elder Seo (penipuan), Man-beom (perzinahan), leader (gangster/penyelundupan). Awal masuk sel, Yong-goo dikucilkan, karena kebaikan hatinya menolong sang leader agar tidak tertusuk pulpen, Yong-goo mendapat perhatian khusus dari leader sel tersebut.
Saat ditanya keinginan apa yang Yong-goo inginkan, dia hanya memanggil nama anaknya Ye-seung. Akhirnya dengan bantuan anak buah sang leader yang diluar penjara, Ye-seung pun bisa masuk tanpa sepengetauan para penjaga penjara. Masuknya Ye-seung menggunakan kardus roti membuat teman-teman satu sel-nya iri pada Yong-goo, disisi lain mereka juga ketakutan karena telah menyelundupkan seorang anak ke dalam penjara. Selama dua malam Ye-seung tidur dalam penjara, akan tetapi pada malam ketiga ketika hujan Ye-seung pun katahuan oleh kepala sipir, akhirnya Yong-goo pun diberi hukuman karena kesalahannya itu. Dia diletakan dalam ruang sel sendirian terpisah dari teman-teman yang sebelumnya. Tiba-tiiba terjadi kebakaran hebat ulah dari seorang napi, kepala sipir pun kewalahan dan terjebak dalam kebakaran itu, karena kebakaran itu, semua napi yang ada dalam gedung itu dievakuasi termasuk juga Yong-goo. Akan tetapi hanya Yong-goo yang memikirkan keselamatan kepala sipir yang masih terjebak.
Kejadian itu selesai keesokkan harinya, kepala sipir tersadar dari pingsannya. Dokter diklinik tempat perawatannya itu mengatakan bahwa Yong-goo yang menolongnya. Hati kepala sipir luluh akan kebaikan Yong-goo. Setelah keadaan penjara kembali normal, semua berjalan dengan baik .
Karena tak memiliki orang tua selain Yong-goo, Ye-seung dimasukkan dalam panti social anak. Selama beberapa hari tidak masuk sekolah, nilainya pun menurun sampai akhirnya guru Ye-seung mendatangi Yong-goo yang berada dalam penjara. Ibu guru dan Ye-seung bertemu Yong-goo akan tetapi dibatasi oleh sebuah kaca transparan dan hanya suara yang bisa berhubungan menggunakan alat. Ditengah pembicaraan, jam menjengukpun telah habis, alat mengeluarkan suara tersebut juga dimatikan, akan tetapi Yong-goo bersikeras melawan penjaga untuk menyalakannya. Ye-seung menangis dari luar, kepala sipir hanya melihat miris dan kasihan dari balik pintu.
Karena punya hutang budi, kepala sipir menganngkat Ye-seung menjadi anaknya dan  tinggal bersama istrinya. Selama beberapa hari setelah diadopsi, wajah Ye-seung terlihat ceria kembali, dan bertemu ayahnya ditemani oleh kepala sipir. Keesokan harinya sepulang sekolah Ye-seung meminjam hp temannya sebelum dijemput oleh ayah angkatnya, kepala sipir, dan diperbolehkan masuk ke penjara untuk mengunjungi ayahnya. Pada saat itu Bong-sik sedang merayu leader meminta untuk bayinya yang akan lahir dibawa masuk sama seperti saat Ye-seung masuk dalam sel, akan tetapi sang leader tidak memberikannya. Ye-seung pun memberikan hp pinjaman dari temannya tersebut untuk menghubungi istrinya yang akan melahirkan. Karena didalam penjara sinyal hp tidak masuk dalam ruangan, mereka berkerubun untuk mencari sinyal agar hp tersebut bisa terhubung. Tak lama kemudian hp itu terhubung dengan nomor tujuan, ditengah pembicaraan batery nya habis dan pembicaraan terputus setelah Bong-sik mendengar jerit tangis anaknya. Satu sel pun bahagia mendengarnya, Bong-sik sangat berterima kasih atas hp tersebut dan menyayangi Ye-seung.
Tanggal sidang keputusan sudah ditetapkan, tetapi Yong-goo masih bersikap santai. Selama beberapa hari sebelum sidang, mereka berenam membicarakan cara agar membuat Yong-goo tidak bersalah dan keluar dari penjara, semua memperagakan reka adegan ulang ketika kejadian didepan Yong-goo. Akhirnya semua menemukan titik terang, Yong-goo menghapal semua adegan selama beberapa hari. Selang beberapa hari, dia hapal semua kejadian yang akan diungkapkannya di depan hakim.
Hari sidang pun tiba, Yong-goo ditempatkan pada ruang tunggu, tak lama kemudian pak Komisaris kepolisian datang untuk mengancamnya, mengatakan jika dia tidak berbohong, maka anak Yong-goo tidak akan selamat. Sidang pun berlangsung, secara tiba-tiba Yong-goo mengucapkan maaf dan meminta perlindungan untuk putri kesayangannya, Ye-seung, akhirnya Yong-goo dianggap bersalah dan dijatuhi hukuman mati.
Selama beberapa hari sebelum hukuman itu dijalankan, Ye-seung diperbolehkan uuntuk mengunjungi ayahnya. Hari hukuman pun tiba, Ye-seung dipisahkan dari ayah, semua penjaga juga ikut merasakan kesedihan tersebut.
Tahun demi tahun berganti, Ye-seung yang dulu kecil sekrang telah dewasa. Dia meminta data kesalahan ayahnya yang dihukum mati kepada ayah angkatnya. Setelah melewati sidang yang cukup lama, akhirnya terbukti Yong-goo tidak bersalah dan namanya dibersihkan dari sidang tersebut. Ye-seung pun senang, karena dia telah membatu ayahnya meskipun ayahnya telah tiada.
Dari film ini, kita dapat mengambil banyak hikmah, terutama terhadap keluarga miskin dan kepada orang-orang yang memiliki banyak kekurangan seperti yang dialami oleh karakter Yong-goo. Untuk cerita lebih lengkapnya, ada baiknya menonton film hingga akhir, sehingga kita dapat menilai lebih jauh mengenai film ini dan kita juga mendapatkan banyak perasaan sangat menyentuh yang ditayangkan.

Minggu, 04 Mei 2014

Tugas TOU 2 Minggu 3 (BARACK HUSSEIN OBAMA)

Tugas TOU 2 Minggu 3
BARACK HUSSEIN OBAMA

Siapa yang tak kenal dengan dengan presiden Amerika yang gayanya mirip pak Jokowi? Yap….beliau adalah bapak Presiden Barack Hussein Obama, atau lebih sering dikenal dengan Barack Obama. Beliau lahir pada tanggal 4 Agustus 1961 di Honolulu-Hawaii. Presiden ke 44 Amerika Serikat. Dalam sebuah wawancara tahun 2006, Obama menggaris bawahi keragamankeluarganya yang luas: "Rasanya seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa berukuran mini... Saya punya kerabat yang mirip dengan Bernie Mac. Saya juga punya kerabat yang mirip dengan Margaret Thatcher Obama memiliki adik ipar yang juga dibesarkan bersama dirinya (Maya Soetoro, putri dari ibunya dan suami keduanya yang berasal dari Indonesia) dan tujuh saudara ipar dari keluarga ayahnya yang berasal dari Kenya – enam di antaranya masih hidup. Nenek Obama dari pihak ibunya, Madelyn Dunham, meninggal dunia pada tanggal 2 November 2008, dua hari sebelum Obama terpilih menjadi Presiden. Obama juga memiliki hubungan kekerabatan dengan bangsa Irlandia; ia bertemu sepupunya di Moneygall pada bulan Mei 2011. Dalam buku Dreams from My Father, Obama mengaitkan sejarah keluarga ibunya dengan kemungkinan nenek moyang Pribumi Amerika dan hubungan kekerabatan jauh denganJefferson Davis, Presiden Konfederasi Amerika pada Perang Saudara Amerika.
Obama dipanggil "Barry" saat masih muda, kemudian meminta agar dipanggil dengan nama aslinya setelah duduk di bangku perguruan tinggi.  Selain bahasa Inggris, Obama juga bisa mempertuturkan sedikit bahasa Indonesia setelah mempelajarinya selama empat tahun ketika bersekolah di Jakarta. Ia gemar bermain basket dan pernah berpartisipasi dalam tim basket SMA-nya. Ia juga sosok yang bertangan kidal.
Barack Obama dilahirkan di Kapi'olani Medical Center for Women & Children di Honolulu, Hawaii, dari Ibu Ann Dunham, seorang Amerika putih dari Wichita, Kansas dari predominately Inggris keturunan. Ayah Obama adalah Barack Obama, Sr, yang Luo Nyang'oma dari Kogelo, Nyanza Propinsi, Kenya. Orang tuanya bertemu di tahun 1960 ketika menghadiri Acara di University of Hawaii di Mānoa, dimana ayahnya adalah seorang pelajar asing. Pasangan ini kemudian menikah pada 2 Februari 1961, mereka terpisah ketika Obama adalah berumur dua tahun dan bercerai pada tahun 1964. Ayah Obama kembali ke Kenya dan melihat anaknya hanya sekali lagi sebelum mati dalam sebuah kecelakaan mobil pada tahun 1982.
Setelah bercerai, Dunham menikah dengan mahasiswa Indonesia Lolo Soetoro, mereka bertemu ketika menghadiri sebuah kuliah di Hawaii. Ketika Soeharto sebagai pemimpin militer berkuasa pada tahun 1967 di negara Indonesia. Kemudian Obama beserta keluarganya pindah ke Indonesia. Obama kecil kemudian bersekolah di sekolah Lokal di Jakarta, seperti Besuki Publik dan Sekolah Santo Fransiskus Sekolah Asisi, sampai dia berumur sepuluh tahun. pada tahun 1967. Obama kecil kemudian bersekolah di SD Santo Fransiskus Asisi di Tebet selama tiga tahun, kemudian pindah ke SD Negeri Menteng 1 sampai ia berusia sepuluh tahun.
Beliau kemudian kembali ke Honolulu untuk tinggal bersama ibu kakek / nenek, Madelyn dan Stanley Armour Dunham, saat menghadiri Punahou School dari kelima grade pada tahun 1971 hingga lulus dari sekolah tinggi di Sekolah Punahou pada tahun 1979. Ibu Obama kembali ke Hawaii pada tahun 1972 selama lima tahun , kemudian pada tahun 1977 kembali lagi ke Indonesia, di mana dia bekerja sebagai pekerja di bidang antropologi. Dia tinggal di sana menghabiskan sisa dari hidupnya, kemudian kembali ke Hawaii pada tahun 1994. Dia meninggal karena ovarian kanker pada tahun 1995.
Setelah SMA, Obama pindah ke Los Angeles, dimana ia belajar di Occidental College selama dua tahun. Ia kemudian dipindahkan ke Universitas Columbia di New York City, di mana dia menjadi ketua dalam ilmu politik dengan spesialisasi dalam hubungan internasional. Obama lulus dengan gelar BA dari Columbia tahun 1983. Dia bekerja selama setahun di Business International Corporation dan kemudian di New York Public Interest Research Group.
Setelah empat tahun di New York City, Obama pindah ke Chicago, di mana dia disewa sebagai direktur Developing Communities Project (DCP), sebuah gereja-organisasi berbasis masyarakat yang terdiri dari delapan awalnya parishes Katolik di Greater Roseland (Roseland, West Pullman, dan Riverdale ) jauh di Chicago's South Side. Ia bekerja di sana selama tiga tahun dari Juni 1985 sampai Mei 1988. Selama tiga tahun sebagai DCP's director, para stafnya tumbuh dari satu sampai tiga belas dan anggaran tahunan tumbuh dari $ 70.000 sampai $ 400.000 termasuk membantu menyiapkan pekerjaan program pelatihan, sebuah sekolah persiapan tutoring program dan penyewa hak organisasi di Altgeld Garden. Obama juga bekerja sebagai konsultan dan instruktur untuk Gamaliel Foundation, sebuah lembaga masyarakat yang terorganisir. Pada pertengahan 1988, dia bepergian untuk pertama kalinya ke Eropa selama tiga bulan dan kemudian selama lima bulan di Kenya, di mana dia bertemu banyak orang dgn ayah saudaranya untuk pertama kalinya
Dia adalah orang African American pertama yang memegang jabatan penting sebagai presiden Amerika Serikat. Obama adalah Senator dari Illinois Amerika yang menjabat dari 3 Januari 2005 hingga 16 November 2008, setelah itu maju ke pemilihan presiden Amerika Serikat. Dia di ambil sumpah sebagai Presiden pada tanggal 20 Januari 2009 dalam sebuah upacara perdana di US Capitol.
Obama adalah lulusan Columbia University dan Harvard Law School, di mana dia adalah yang orang pertama keturunan Afrika-Amerika yang menjadi presiden AS dari Harvard Law (Fakultas Hukum Harvard University). Dia bekerja sebagai organizer masyarakat, dan juga berkerja sebagai pengacara hak-hak sipil di Chicago sebelum melayani tiga istilah dalam Senat Illinois dari tahun 1997 hingga 2004. Dia juga mengajar Hukum Konstitusi di University of Chicago Law School dari 1992 sampai 2004. Setelah gagal membuat tawaran untuk kursi di DPR AS pada tahun 2000, Obama terpilih ke Senat pada November 2004. Obama menyampaikan intisari alamat di dalam Konvensi Nasional Demokrat Juli 2004.
Sebagai anggota Demokrat yang minoritas di 109. Kongres, Obama membantu membuat undang-undang untuk mengendalikan senjata konvensional dan mempromosikan akuntabilitas publik yang lebih besar dalam penggunaan dana federal. Dia juga membuat perjalanan resmi ke Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika. Di Kongres dia membantu membuat undang-undang tentang pemilihan, negosiasi dan penipuan, perubahan iklim, terorisme nuklir, dan perawatan bagi personil militer AS yang kembali dari tugas tempur di Irak dan Afghanistan..
Obama masuk Harvard Law School pada akhir 1988. Dia terpilih sebagai editor di Harvard Law Review pada akhir tahun pertama itu dan sebagai presiden dari jurnal di tahun kedua. Selama Musim Panas, dia kembali ke Chicago dimana ia bekerja sebagai pengacara hukum perusahaan dari Sidley & Austin pada tahun 1989 dan Hopkins & Sutter di tahun 1990. Setelah lulus dengan Juris Doctor (JD) magna cum laude dari Harvard pada tahun 1991, dia kembali ke Chicago.
Dari April hingga Oktober 1992, Obama diarahkan dari Illinois Project Vote, pendaftaran pemilih yang berkendara dengan sepuluh staf dan tujuh ratus sukarelawan; itu dicapai dengan tujuan pendaftaran 150.000 dari 400.000 Afrika tidak terdaftar di negara Amerika, dan menyebabkan Crain's Chicago Business nama Obama nya 1993 daftar "40 Empat puluh di bawah" kewenangan untuk itu.
Setelah dua belas tahun, Obama menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago Law School mengajar Hukum Konstitusi. Dia pertama kali diklasifikasikan sebagai Dosen 1992-1996, dan kemudian sebagai Senior Dosen dari tahun 1996 sampai 2004. Beliau juga bergabung dengan Davis, Miner, Barnhill & Galland, satu-dua belas pengacara hukum khusus litigasi hak-hak sipil dan lingkungan pembangunan ekonomi, di mana dia adalah sekutu selama tiga tahun dari 1993 ke 1996, maka dari pengacara dari 1996 sampai 2004, dengan lisensi hukum menjadi tidak aktif pada tahun 2002.
Beliau memulai karir politik, Obama berkerja sebagai Pengacara Sipil, kemudian menjadi senator Universitas Illinois dan saat ini merupakan keturunan Afrika-Amerika pertama yang terpilih sebagai presiden Amerika Serikat.
Obama kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Colombia, namun karena sistem rasial kulit putih dan kulit hitam masih berlaku di sana, sehingga apa yang di dapatkan Obama tidak berbeda dengan saudara-saudaranya yang berkulit hitam, yaitu adanya pembedaan perlakuan dari mereka yang berkulit putih. Pada akhirnya setelah melalui perjuangan melawan rasialisme, Obama berhasil masuk ke Universitas Harvard pada jurusan Hukum. Dari sanalah kemudian perlahan-lahan namanya mulai terangkat dan terkenal karena keberaniannya mengkritik rasialisme di Chicago, serta kritikan-kritikan melalui tulisannya tentang persamaan hak antara warga kulit putih dan kulit hitam. Pada akhirnya Dia diangkat sebagai dosen pengajar di Universitas Hukum Chicago dan kemudian menikah dengan Michelle Robinson teman dekatnya yang juga seorang pengacara. Pernikahannya dengan Michelle dikaruniai dua anak perempuan. Anak pertama mereka, Malia Ann, lahir tahun 1998, diikuti oleh anak kedua, Natasha ("Sasha"), tahun 2001.
Setelah melalui perjuangan panjang dari perjalanan hidupnya, Obama akhirnya terpilih sebagai senat untuk Illionis, dengan membawa amanat untuk memperjuangkan dua daerah miskin yang diwakilinya. Pada tahun 2004 Obama terpilih untuk sebagai senat dari partai Demokrat di Illionis, dan di angkat sebagai juru bicara pada konvensi National di Boston. Dan pada tahun 2008, kemudian dia mencoba peruntungannya ikut dalam pemilihan presiden Amerika. Meskipun hanya berbekal pengalaman 4 tahun dalam dunia politiknya, dia mendapatkan banyak dukungan dan support. Dan Akhirnya pada tahun 2009 di usianya yang ke 44 tahun, beliau berhasil menang dalam pemilihan Presiden Amerika.

Sumber;
1.      http://en.wikipedia.org/wiki/Barack_Obama
2.      http://id.wikipedia.org/wiki/Barack_Obama
3.      http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-barack-obama.html

4.      http://profil.merdeka.com/mancanegara/b/barack-obama/