Senin, 26 Mei 2014

Tulisan TOU 2 Minggu 3 (Miracle In Cell No.7)

Miracle  In Cell No.7 ( 7번방의 선물)
Sutradara         : Lee Hwan-kyung
Produser          :
1.      Kim Min-ki
2.      Lee Sang-hun
Penulis             :
1.      Lee Hwan-kyung
2.      Yu Young-a
3.      Kim Hwang-sung
4.      Kim Yeoung-seok
Pemain                        :
1.      Ryu Seung-ryong (류승룡) sebagai Yong-goo (용구)
2.      Kal So-won (갈소원) sebagai Child Ye-seung (어린 예승)
3.      Park Shin-hye(박신혜) sebagai Older Ye-seung ( 예승)
4.      Oh Dal-soo (오달수) sebagai  So Yang-ho (소양호)
5.      Kim Jeong-tae (김정태) sebagai Kang Man-beom (강만범)
6.      Park Won-sang (박원상) sebagai Choi Chun-ho ( )
7.      Jeong Man-sik (정만식) Sebagai Sin Bong-sik (신봉식)
8.      Kim Gi-cheon (김기천) sebagai Elder Seo (서노인)
Rilis                 : 23 Januari 2013
Durasi             : 127 menit
Bahasa             : Korea Selatan / Korean
Film ini menceritakan betapa lemahnya hukum disebuah Negara, dimana orang miskin dilemahkan serta mudah dituduh untuk menutupi kebenaran. Bermula pada Yong-goo seorang yang memiliki keterbelakangan mental dan sangat menyayangi anak perempuan satu-satunya, Ye-seung,  dituduh atas penculikan, kekerasan seksual, hingga pembunuhan pada seorang anak kecil perempuan, anak dari komisaris kepolisian. Semua itu terjadi karena sebuah tas /가방 sailor moon. Ye-seung kecil sangat menginginkan tas tersebut, akan tetapi tas yang dilihat setiap harinya dibeli oleh anak komisaris itu.
Atas tuduhan tersebut Yong-goo pun masuk dalam penjara dan dimasukkan dalam sel no.7. dalam sel tersebut terdapat Bong-sik (pencopet), Chun-ho dan elder Seo (penipuan), Man-beom (perzinahan), leader (gangster/penyelundupan). Awal masuk sel, Yong-goo dikucilkan, karena kebaikan hatinya menolong sang leader agar tidak tertusuk pulpen, Yong-goo mendapat perhatian khusus dari leader sel tersebut.
Saat ditanya keinginan apa yang Yong-goo inginkan, dia hanya memanggil nama anaknya Ye-seung. Akhirnya dengan bantuan anak buah sang leader yang diluar penjara, Ye-seung pun bisa masuk tanpa sepengetauan para penjaga penjara. Masuknya Ye-seung menggunakan kardus roti membuat teman-teman satu sel-nya iri pada Yong-goo, disisi lain mereka juga ketakutan karena telah menyelundupkan seorang anak ke dalam penjara. Selama dua malam Ye-seung tidur dalam penjara, akan tetapi pada malam ketiga ketika hujan Ye-seung pun katahuan oleh kepala sipir, akhirnya Yong-goo pun diberi hukuman karena kesalahannya itu. Dia diletakan dalam ruang sel sendirian terpisah dari teman-teman yang sebelumnya. Tiba-tiiba terjadi kebakaran hebat ulah dari seorang napi, kepala sipir pun kewalahan dan terjebak dalam kebakaran itu, karena kebakaran itu, semua napi yang ada dalam gedung itu dievakuasi termasuk juga Yong-goo. Akan tetapi hanya Yong-goo yang memikirkan keselamatan kepala sipir yang masih terjebak.
Kejadian itu selesai keesokkan harinya, kepala sipir tersadar dari pingsannya. Dokter diklinik tempat perawatannya itu mengatakan bahwa Yong-goo yang menolongnya. Hati kepala sipir luluh akan kebaikan Yong-goo. Setelah keadaan penjara kembali normal, semua berjalan dengan baik .
Karena tak memiliki orang tua selain Yong-goo, Ye-seung dimasukkan dalam panti social anak. Selama beberapa hari tidak masuk sekolah, nilainya pun menurun sampai akhirnya guru Ye-seung mendatangi Yong-goo yang berada dalam penjara. Ibu guru dan Ye-seung bertemu Yong-goo akan tetapi dibatasi oleh sebuah kaca transparan dan hanya suara yang bisa berhubungan menggunakan alat. Ditengah pembicaraan, jam menjengukpun telah habis, alat mengeluarkan suara tersebut juga dimatikan, akan tetapi Yong-goo bersikeras melawan penjaga untuk menyalakannya. Ye-seung menangis dari luar, kepala sipir hanya melihat miris dan kasihan dari balik pintu.
Karena punya hutang budi, kepala sipir menganngkat Ye-seung menjadi anaknya dan  tinggal bersama istrinya. Selama beberapa hari setelah diadopsi, wajah Ye-seung terlihat ceria kembali, dan bertemu ayahnya ditemani oleh kepala sipir. Keesokan harinya sepulang sekolah Ye-seung meminjam hp temannya sebelum dijemput oleh ayah angkatnya, kepala sipir, dan diperbolehkan masuk ke penjara untuk mengunjungi ayahnya. Pada saat itu Bong-sik sedang merayu leader meminta untuk bayinya yang akan lahir dibawa masuk sama seperti saat Ye-seung masuk dalam sel, akan tetapi sang leader tidak memberikannya. Ye-seung pun memberikan hp pinjaman dari temannya tersebut untuk menghubungi istrinya yang akan melahirkan. Karena didalam penjara sinyal hp tidak masuk dalam ruangan, mereka berkerubun untuk mencari sinyal agar hp tersebut bisa terhubung. Tak lama kemudian hp itu terhubung dengan nomor tujuan, ditengah pembicaraan batery nya habis dan pembicaraan terputus setelah Bong-sik mendengar jerit tangis anaknya. Satu sel pun bahagia mendengarnya, Bong-sik sangat berterima kasih atas hp tersebut dan menyayangi Ye-seung.
Tanggal sidang keputusan sudah ditetapkan, tetapi Yong-goo masih bersikap santai. Selama beberapa hari sebelum sidang, mereka berenam membicarakan cara agar membuat Yong-goo tidak bersalah dan keluar dari penjara, semua memperagakan reka adegan ulang ketika kejadian didepan Yong-goo. Akhirnya semua menemukan titik terang, Yong-goo menghapal semua adegan selama beberapa hari. Selang beberapa hari, dia hapal semua kejadian yang akan diungkapkannya di depan hakim.
Hari sidang pun tiba, Yong-goo ditempatkan pada ruang tunggu, tak lama kemudian pak Komisaris kepolisian datang untuk mengancamnya, mengatakan jika dia tidak berbohong, maka anak Yong-goo tidak akan selamat. Sidang pun berlangsung, secara tiba-tiba Yong-goo mengucapkan maaf dan meminta perlindungan untuk putri kesayangannya, Ye-seung, akhirnya Yong-goo dianggap bersalah dan dijatuhi hukuman mati.
Selama beberapa hari sebelum hukuman itu dijalankan, Ye-seung diperbolehkan uuntuk mengunjungi ayahnya. Hari hukuman pun tiba, Ye-seung dipisahkan dari ayah, semua penjaga juga ikut merasakan kesedihan tersebut.
Tahun demi tahun berganti, Ye-seung yang dulu kecil sekrang telah dewasa. Dia meminta data kesalahan ayahnya yang dihukum mati kepada ayah angkatnya. Setelah melewati sidang yang cukup lama, akhirnya terbukti Yong-goo tidak bersalah dan namanya dibersihkan dari sidang tersebut. Ye-seung pun senang, karena dia telah membatu ayahnya meskipun ayahnya telah tiada.
Dari film ini, kita dapat mengambil banyak hikmah, terutama terhadap keluarga miskin dan kepada orang-orang yang memiliki banyak kekurangan seperti yang dialami oleh karakter Yong-goo. Untuk cerita lebih lengkapnya, ada baiknya menonton film hingga akhir, sehingga kita dapat menilai lebih jauh mengenai film ini dan kita juga mendapatkan banyak perasaan sangat menyentuh yang ditayangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar