Tulisan TOU 2 Minggu 3
KISAH
KASIH SEORANG IBU SAMPAI AKHIR HAYAT
BY FESA
ASY SYIFA
Setiap orang didunia ini bisa dipastikan akan sangat sayang
sekali pada kedua orang tuanya, terutama ibu. Ketika seorang anak sebelum ada
hingga dewasa pun, pasti selalu memikirkan ibunya. Walaupun anak tersebut
sedang dalam keadaan gembira maupun duka.
Ada hadist rosul yang mengatakan bahwa ibu berada diposisi pertama
hingga ketiga (saya lupa hadist yang mana). Ibu juga mengandung kita selama Sembilan bulan,
setelah itu selalu membawa kita kemanapun perginya. Dalam keadaan apapun
seorang ibu pasti bisa membuat keadaan nyaman, aman, damai dan tentram bagi
anak-anaknya. Kasih saying ibu itu sepanjang masa, ketika anak besar dan
menikah, pasti ibu lah yang merasakan sedih karena kehilangan anak yang biasa
menemaninya sekaligus gembira karena anak yang sudah dirawat dapat tumbuh
dewasa. Akan tetapi seorang anak belum mampu dapat berbuat seperti itu pada
ibunya. Saya pernah mendengar suatu kisah pilu, kisah ini nyata dan dialami
oleh seorang kerabat dekat.
Seorang ibu meminta untuk dilihat kepalanya kepada
anaknya, dalam istilah bahasa jawa itu “petan”.
Akan tetapi anaknya tidak memenuhi permintaan ibunya, dia malah main hingga
larut dengan teman-temannya. Mungkin karena anak itu anak tunggal, dia sangat
dimanja sekali oleh ibunya. Dia pun beranjak dewasa, dan mulai masuk pada
bangku kuliah. Suatu ketika anak tersebut mengikuti kegiatan tur yang diadakan
oleh teman-temannya kampus, akan tetapi dia tidak berpamitan pada ibunya yang
sedang sakit, malah menelantarkannya sendirian dalam keadaan sakit parah di
rumah. Ketika sampai tempat tujuan dia mematikan seluruh ponsel. Pada saat yang
sama keadaan ibunya yang sedang sakit malah semakin parah. Para tetangga segera
menghubungi anak itu, alhasil anak itu tidak dapat dihubungi sampai ajal
menjemput sang ibu. Pada hari ibu itu meninggal, langsung dimakamkan. Karena anak
itu tidak dapat dihubungi, ketika pulang kerumah dia langsung menjerit akibat
kehilangan ibu satu-satunya untuk selamanya. Anak itupun mulai mengingat ketika
sang ibu meminta “petan” dan tidak lama kemudian anak itu menjadi
hilang akal (gila) akibat kelakuan yang dia perbuat sendiri.
Dari cerita itu kita semua dapat mengambil hikmah
tersendiri. Ibu adalah satu-satunya orang yang dapat mengerti keadaan kita,
ketika kita sedih, senang, gundah, gelisah, sakit, sehat, dan lainnya. Akan tetapi
dibalik itu, ibu juga memiliki perasaan yang sama dengan kita, ketika sakit ibu
juga menginginkan kita untuk melayaninya, mengurusnya, serta memberikan yang
terbaik saat senang maupun sedih.
Renungilah suatu ketika ibu-mu tidak ada disisimu
lagi, apa yang akan kamu lakukan? Jika kamu menangis pun tidak dapat
mengembalikan keadaan ibumu yang sudah tiada. Maka dari itu mulai saat ini kita
harus bersikap lebih baik pada ibu. Karena ibu adalah segala-galanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar