Minggu, 04 Mei 2014

Tulisan TOU 2 Minggu 3 (KISAH KASIH SEORANG IBU SAMPAI AKHIR HAYAT)

Tulisan TOU 2 Minggu 3
KISAH KASIH SEORANG IBU SAMPAI AKHIR HAYAT
BY FESA ASY SYIFA
Setiap orang didunia ini bisa dipastikan akan sangat sayang sekali pada kedua orang tuanya, terutama ibu. Ketika seorang anak sebelum ada hingga dewasa pun, pasti selalu memikirkan ibunya. Walaupun anak tersebut sedang dalam keadaan gembira maupun duka.
Ada hadist rosul yang mengatakan bahwa ibu berada diposisi pertama hingga ketiga (saya lupa hadist yang mana).  Ibu juga mengandung kita selama Sembilan bulan, setelah itu selalu membawa kita kemanapun perginya. Dalam keadaan apapun seorang ibu pasti bisa membuat keadaan nyaman, aman, damai dan tentram bagi anak-anaknya. Kasih saying ibu itu sepanjang masa, ketika anak besar dan menikah, pasti ibu lah yang merasakan sedih karena kehilangan anak yang biasa menemaninya sekaligus gembira karena anak yang sudah dirawat dapat tumbuh dewasa. Akan tetapi seorang anak belum mampu dapat berbuat seperti itu pada ibunya. Saya pernah mendengar suatu kisah pilu, kisah ini nyata dan dialami oleh seorang kerabat dekat.
Seorang ibu meminta untuk dilihat kepalanya kepada anaknya, dalam istilah bahasa jawa itu “petan”. Akan tetapi anaknya tidak memenuhi permintaan ibunya, dia malah main hingga larut dengan teman-temannya. Mungkin karena anak itu anak tunggal, dia sangat dimanja sekali oleh ibunya. Dia pun beranjak dewasa, dan mulai masuk pada bangku kuliah. Suatu ketika anak tersebut mengikuti kegiatan tur yang diadakan oleh teman-temannya kampus, akan tetapi dia tidak berpamitan pada ibunya yang sedang sakit, malah menelantarkannya sendirian dalam keadaan sakit parah di rumah. Ketika sampai tempat tujuan dia mematikan seluruh ponsel. Pada saat yang sama keadaan ibunya yang sedang sakit malah semakin parah. Para tetangga segera menghubungi anak itu, alhasil anak itu tidak dapat dihubungi sampai ajal menjemput sang ibu. Pada hari ibu itu meninggal, langsung dimakamkan. Karena anak itu tidak dapat dihubungi, ketika pulang kerumah dia langsung menjerit akibat kehilangan ibu satu-satunya untuk selamanya. Anak itupun mulai mengingat ketika sang ibu meminta “petan”  dan tidak lama kemudian anak itu menjadi hilang akal (gila) akibat kelakuan yang dia perbuat sendiri.
Dari cerita itu kita semua dapat mengambil hikmah tersendiri. Ibu adalah satu-satunya orang yang dapat mengerti keadaan kita, ketika kita sedih, senang, gundah, gelisah, sakit, sehat, dan lainnya. Akan tetapi dibalik itu, ibu juga memiliki perasaan yang sama dengan kita, ketika sakit ibu juga menginginkan kita untuk melayaninya, mengurusnya, serta memberikan yang terbaik saat senang maupun sedih.
Renungilah suatu ketika ibu-mu tidak ada disisimu lagi, apa yang akan kamu lakukan? Jika kamu menangis pun tidak dapat mengembalikan keadaan ibumu yang sudah tiada. Maka dari itu mulai saat ini kita harus bersikap lebih baik pada ibu. Karena ibu adalah segala-galanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar