Pada dasarnya orang dapat
membahas sistem informasi manajemen tanpa komputer, tetapi adalah kemampuan
komputer yang membuat SIM terwujud. Persoalannya bukan dipakai atau tidaknya
komputer dalam sebuah sistem informasi manajemen, tetapi adalah sejauh mana berbagai
proses akan dikomputerkan. Gagasan suatu sistem informasi/keputusan berdasarkan
komputer berarti automatisasi total. Konsep sistem manusia/mesin menyiratkan
bahwa sebagian tugas sebaiknya dilaksanakan oleh manusia, dan lainnya lebih
baik dilakukan oleh mesin. Dalam sebagian terbesar persoalan, manusia dan mesin
membentuk sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh melalui
serangkaian dialog dan interaksi antara komputer dan seorang manusia pengolah.
Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah
berdasarkan komputer berarti bahwa para perancang harus memilih pengetahuan
cukup mengenai komputer dan penggunaannya dalam pengolahan informasi. Konsep
manusia/mesin bahwa perancang sebuah sistem informasi manajemen harus memahami
kemampuan manusia sebagai pengolah informasi dan perilaku manusia dalam
mengambil keputusan.
Sistem informasi perusahaan
adalah suatu sistem berbasis computer yang dapat melakukan semua tugas
akuntansi standatr bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
SIM Perusahaan saat ini
mengakumulasi seluruh data transaksi akuntansi dari bagian manu faktur,
penjualan, pembelian, sumber daya manusia, dan berbagai fungsi bisnis lain.
Data itu berhubungan dengan sumber daya organisasi dan perencanaan tidak dapat
dilakukan tanpa memahami bagaimana tiap penjualan. tiap unit yang diproduksi,
dan tiap tindakan tanpa mempengaruhi keseluruhan organisasi.
System informasi perusahaan
merupakan pengeluaran modal yang besar dan harus dievaluasi dengan cara yang
sama seperti investasi besar lain yang akan dilakukan oleh organisasi. Yang
memperumit investasi itu adalah karena investasi tersebut memerlukan lebih dari
sekedar pengeluaran uang yang besar. Manajemen seluruh organisasi harus
berkomitmen untuk melaksanakan proses bisnis yang memungkinkan tiap proses bisnis
lain di dalam organisasi melihat dan memahami trnasaksi tersebut. Kerumitannya
adalah kenyataan bahwa banyak keuntungan SIM perusahaan tidak bersifat
financial .
Kelayakan Ekonomis
Jika keuntungan melebihi biaya yang ditargetkan, maka suatu proyek layak secara ekonomis. Akan tetapi sebagian besar kerugiannya berasal dari biaya konsultasi dan pendukung, yang merupakan tambahan atas biaya perangkat lunak dan perangakat ERP yang mula-mula perusahhan pertimbangkan saat membut analisis kelayakan.
Jika keuntungan melebihi biaya yang ditargetkan, maka suatu proyek layak secara ekonomis. Akan tetapi sebagian besar kerugiannya berasal dari biaya konsultasi dan pendukung, yang merupakan tambahan atas biaya perangkat lunak dan perangakat ERP yang mula-mula perusahhan pertimbangkan saat membut analisis kelayakan.
Kelayakan Teknis
SIM perusahaan dapat dianggap sebagai aplikasi canggih yang didasarkan pada system manajemen database karena data disimpan disatu database, transaksi yang terjadi berbagai operasi yang tersebar secara geografis mungkin menjadi masalah. Satu hal yang penting SIM perusahaan yang dioperasi kan oleh organisasi besar yang tersebar secara geografis umumnya memerlukan teknologi informasi terkini.
SIM perusahaan dapat dianggap sebagai aplikasi canggih yang didasarkan pada system manajemen database karena data disimpan disatu database, transaksi yang terjadi berbagai operasi yang tersebar secara geografis mungkin menjadi masalah. Satu hal yang penting SIM perusahaan yang dioperasi kan oleh organisasi besar yang tersebar secara geografis umumnya memerlukan teknologi informasi terkini.
Contoh penerapan system informasi
pada perusahaan taksi Blue Bird, berikut penjelasannya:
Profil Blue Bird Group Blue Bird
Group merupakan market leader dalam bisnis transportasi, Blue Bird sudah
menjadi brand yang kuat dan dikenal luas oleh masyarakat. Diawali dengan armada
25 taksi pada tahun 1972, kini setelah lebih dari 30 tahun mendalami bisnis
jasa transportasi, Blue Bird telah berkembang pesat dengan sekitar 12000
armada-nya yang tersebar di seluruh penjuru Jakarta. Sebuah prestasi luar biasa
untuk sebuah usaha jasa transportasi dengan jumlah armada yang sangat banyak.
Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird ini tak lepas dari upaya Blue Bird dalam
memanfaatkan teknologi. Berawal sekitar tahun 1972, Blue Bird yang mengimplementasikan
pertama kali di Indonesia sistem komunikasi radio serta penggunaan argometer
yang ketat untuk armada-armadanya. Jejak langkah Blue Bird ini diikuti pula
oleh perusahaan taksi lainnya yang beroperasi di Indonesia. Sekitar beberapa
tahun terakhir ini Blue Bird sudah menggunakan teknologi GPS (Global
Positioning System). Selain digunakan untuk melacak posisi armada-armadanya,
GPS ini juga digunakan sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan Call
Center. Berbeda dengan teknologi komunikasi radio yang terbatas pada komunikasi
suara yang sudah umum digunakan oleh operator-operator taksi, teknologi GPS ini
mempermudah operator dalam menentukan posisi konsumen dan armada mana yang
dapat menjangkaunya, sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih cepat dan
mengurangi antrean pemesanan. Keunggulan lainnya, konsumen tidak perlu
mendengarkan suara dari radio komunikasi ketika ada pemesanan yang masuk ke
pengemudi taksi. Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di kota Jakarta dan
sekitarnya saja, melainkan di kota-kota besar lain di Indonesia. Di Bali, sejak
tahun 1989 Blue Bird Group telah menempatkan armada Golden Bird-nya, yang
diikuti dengan armada taksi regular Bali Taksi pada tahun 1994. Kemudian
berturut-turut pada tahun 1996 dan 1997, taksi regular memasuki Lombok dengan
nama Lombok Taksi dan kota Surabaya dengan nama Surabaya Taksi. Sekitar bulan
November 2005, Blue Bird mulai menjamah kota Bandung dengan 75 armada taksi
regulernya. Meskipun dengan jumlah armada yang masih sedikit, Bandung Taksi ini
mendapatkan pertentangan yang cukup keras dari operator-operator taksi lainnya
di Bandung. Harus diakui jika reputasi dan brand image yang telah diposisikan
oleh Blue Bird Group, cukup menjadi ancaman terhadap operator taksi lainnya.
Blue Bird pada saat ini meningkatkan diversifikasi produknya ke jasa angkutan
non-penumpang Blue Bird dengan menyediakan jasa Truk Container, yaitu Iron Bird
dan Angkutan Kontenindo Antarmoda. Di luar usaha transportasi primer, Blue Bird
juga telah mendirikan Holiday Resort Lombok, dan perusahaan manufacture
otomotif seperti Everlite, Restu Ibu, Ziegler Indonesia, serta usaha service
lain seperti Jasa Alam, Gas Biru, dan Ritra Konnas Freight Centre. 3. Penerapan
Business Intelligent Pada Blue Bird Group Perusahaan transportasi Blue Bird
berhasil mengimplemantasikan solusi Business Intelligent (BI), yakni SAP
NetWeaver Business Intelligent (SAP NetWeaver BI). Ini merupakan suatu solusi
yang mengolah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan keputusan
perusahaan dan proses bisnis sehingga mampu memberikan gambaran lengkap dari
bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dari para pengguna, professional
TI dan manajemen senior. Solusi ini disediakan melalui teknologi portal
enterprise dan menyediakan kepada para penggunanya suatu infrastruktur andal,
peralatan yang komprehensif, kemampuan untuk melakukan perencanaan dan
simulasi, serta fungsionalitas data-warehousing. Aplikasi Business Intelligent
diperlukan perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan
akses ke data guna membantu penggunanya mengambil keputusan bisnis secara
akurat. SAP (System Application and Product) adalah software ERP (Enterprise
Resources Planning),yaitu merupakan tools IT dan manajemen dalam membantu
pencanaan dan kebijakan perusahaan didalam mengambil keputusan, serta merupakan
software yang diimplementasikan untuk mendukung organisasi dalam menjalankan
kegiatan operasional secara lebih efisien dan efektif. SAP terdiri dari
serangkaian modul aplikasi yang mampu mendukung semua transaksi perusahaan.
Semua modul dalam aplikasi SAP dapat diintegrasikan secara terpadu antara satu
dengan lainnya serta memungkinkan ketersediaan data yang akurat dan aktual. ERP
merupakan suatu perangkat lunak yang didesain untuk memadukan proses bisnis
yang ada, pengunaan database perusahaan untuk menghasilkan informasi yang
valid. ERP dan Business Intelligence mempunyai keterkaitan, ERP merupakan
sistem yang menintegrasikan seluruh sistem yang ada dalam suatu perusahaan
untuk mendapatkan informasi yang benar dan digunakan untuk pengambilan
keputusan. Proses implementasi Business Intelligent di Blue Bird Group dapat
berjalan dengan baik karena garis besar cakupan proyek dan indikator kinerja
kunci perusahaan sangat jelas. Di samping itu, proses implementasi secara
hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga konsultan yang professional dan
berkualitas juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses implementasi.
Konsultan yang andal memahami bahwa pendekatan dari bottom up untuk
mengimplementasikan business intelligent akan membutuhkan waktu yang panjang.
Sedangkan metode top down merupakan metode yang tepat untuk mengimplementasikan
Business Intelligent. Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Netweaver BI
untuk modul-modul Financial Accounting (FI), Controlling (CO), CO Profitability
Analysis (CO PA) Plant Maintenance (PM), dan modul yang dirancang khusus yang
dinamakan “Taximeter System” dari legacy VB sistem perusahaan. Proses
implementasi dilakukan oleh Hermis consulting. Pada fase pertama, SAP NetWeaver
BI “GO Live”. Mengingat pertumbuhan bisnis yang kian kompleks, Blue Bird Group
mengimplementasikan SAP Business Suite, yang membantu perusahaan
mengonsolidasikan operasional yang terdiri dari 28 cabang perusahaan, lebih
dari 70 pool. Setelah itu, Blue Bird Group membutuhkan suatu sistem yang mampu
mengelola laporan-laporan yang dihasilkan SAP Business Suite guna menjadi
informasi akurat yang dapat diakses secara cepat dan tepat untuk proses
pembuatan keputusan. Blue Bird selanjutnya menginstal SAP NetWeaver BI sebagai
suatu solusi yang membantu perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal
dari sistem SAP-nya. Melalui implementasi solusi tersebut, lanjut Noni,
pihaknya berkeinginan memiliki suatu solusi BI yang memberikan fungsionalitas
menyeluruh dan terbaik, serta di saat yang bersamaan juga menyediakan
fitur-fitur bagi kebutuhan spesifik industri. Disamping itu, solusi harus mampu
mengintegrasikan data dari berbagai perusahaan dan mentransformasikan ke dalam
bentuk yang dapat dipraktekan, informasi bisnis yang tepat waktu untuk
mendorong proses pembuatan keputusan, serta menghasilkan tindakan-tindakan yang
strategis dan bisnis yang solid. 4. Blue Bird Berhasil Implementasikan Solusi
MySAP Bunisess Suite Kelompok usaha Blue Bird telah mengumumkan rampungnya
pengimplementasian solusi peranti lunak SAP dalam sistem Teknologi Informasi
mereka. Sebagai perusahaan transportasi yang armadanya mencapai lebih dari
15.000 kendaraan, Blue Bird memerlukan solusi TI yang handal untuk memantau
banyak hal dalam operasionalnya sehari-harinya, Order pelanggan, kendaraan yang
beroperasi dan yang dalam perawatan, sampai konsumsi bahan bakar, perlu terdata
dengan baik. Dengan tujuan integrasi dan akurasi data, solusi MySAP Business
Suite dimanfaatkan Blue Bird untuk menangani semua itu. MySAP Business Suite
merupakan solusi peranti lunak dengan fungsi luas. Dengannya, Blue Bird dapat
memonitor banyak informasi penting secara mudah dan tepat waktu. Data tersebut
akan tersedia sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh jajaran management
untuk membuat keputusan secara cepat. Ini tentu meningkatkan efisiensi
perusahaan. Implementasi mySAP Business Suite tersebut meliputi fungsi
keuangan, controlling, sales & distribution, material management dan fleet
management. Di samping itu, SAP secara khusus mengembangkan dua fungsi lain
untuk Blue Bird, yakni Driver Management dan Operation & Reservation
Management agar bisa disatukan dengan sistem mereka yang berbasiskan Visual
Basic. Implementasi SAP dapat membawa perubahan besar bagi perusahaan ini.
Dapat dibayangkan hanya dengan mengklik sebuah tombol, maka dapat melihat
visibilitas di seluruh operasional perusahaan. 5.Teknologi GPS dan MDT Blue
Bird Blue Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile Data Transfer) dan GPS sebagai
instrument pelengkap di taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap
informasi yang terkait dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. MDT juga
merupakan alat penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang
dilelang via data komputer, sehingga tidak ada istilah lagi pengemudi berebut
order atau spekulasi posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput
konsumen. Pada saat ini 50% lebih mobil-mobil Blue Bird sudah dilengkapi dengan
teknologi global positioning system (GPS) yang dapat memantau keberadaan mobil
di jalan raya. Dengan alat ini mobil dapat dilacak di manapun keberadaannya.
Selain memudahkan para pengemudi, penumpang juga merasa lebih terlindungi jika
menggunakan Blue Bird. Sampai saat ini masih sedikit perusahaan taksi lainnya yang
menggunakan GPS dikarenakan biayanya sangat tinggi dan harga GPS per unit mobil
adalah Rp 15 juta. Pihak manajemen merencanakan semua taksi Blue Bird akan
dilengkapi dengan sistem GPS. Salah satu strategi yang digunakan Blue Bird di
dalam memelihara loyalitas pelanggannya ialah dengan menyediakan credit voucher
yang tidak hanya untuk korporat saja, namun juga untuk perorangan. Pihaknya
juga hendak menyediakan tabel diskon tertentu. Jadi, tambah banyak pemakaian
per bulan, maka makin besar pula diskonnya. Pelanggan yang loyal pada Blue Bird
dengan program ini akan dapat menggunakan taksi dengan harga diskon, besarannya
bervariasi antara 5%-15%. Pada saat ini Blue Bird memiliki pelanggan korporat
lebih dari 650 perusahaan. Selama ini banyak masyarakat yang mengenal Blue Bird
memang bukan karena tarifnya yang murah, melainkan karena nyaman, aman,
berkualitas dan lain sebagainya. Sebagai langkah akhir, yang dapat dilakukan
Blue Bird untuk mempertahankan adalah dengan meningkatkan kualitas layanan yang
aman dan nyaman. Untuk menjamin hal tersebut, pihak Blue Bird sering
menggunakan mistery shopper atau penumpang yang diminta untuk menguji sopir.
Seiring dengan itu, pelatihan bagi para pengemudi mengenai pentingnya layanan
pun terus digencarkan guna memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Basis usaha
Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khususnya adalah taksi dan alat
angkutan / kendaraan. Secara langsung yang menjadi penggerak utama usaha ini
adalah para pengemudi-nya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi
juga menjalankan fungsi sebagai customer service dan sales force, karena mau
tidak mau, para pengemudi inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang
/ customer. Para pengemudi di Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai
tahapan training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga
tidak heran bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para pengemudinya yang
baik dan jujur.
Beberapa strategi bersaing yang
dapat dibangun untuk memenangkan persaingan adalah:
Cost leadership (keunggulan
biaya) – menjadi produsen produk atau jasa dengan biaya rendah.
Product
differentiation (perbedaan produk) – mengembangkan cara untuk menghasilkan
produk atau jasa yang berbeda dengan pesaing.
Innovation – menemukan cara baru untuk
menjalankan usaha, termasuk di dalamnya pengembangan produk baru dan cara baru
dalam memproduksi atau mendistribusi produk dan jasa.
Peran Strategis Untuk Sistem
Informasi
Sistem informasi manajemen (SIM)
dapat menolong perusahaan untuk (1) meningkatkan efisiensi operasional, (2)
memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan (3) membangun sumber-sumber informasi
strategis.
1. Meningkatkan efisiensi
operasional
Investasi di dalam teknologi
sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien.
Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan
biaya (low-cost leadership).
Dengan menanamkan investasi pada
teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk
memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan
besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki
persaingan pasar.
Selain itu, cara lain yang dapat
ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun
hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
2. Memperkenalkan inovasi
dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller
machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi
sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh
keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sistem
informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke
dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh
yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi
yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila
sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi
tersebut, maka mereka akan segan utnuk menggunakan sistem reservasi dari
penerbangan lain.
3. Membangun sumber-sumber
informasi strategis
Teknologi sistem informasi
memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga
mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh
perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa
spesialis sistem informasi, dan melatihend users.
Sistem informasi memungkinkan
perusahaan untuk membuat basis informasi strategis (strategic information base)
yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan.
Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi
yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak
usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka
untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada
konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar